Islamophobia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan prasangka buruk mengenai umat muslim, khususnya di negara-negara dimana Islam merupakan agama minoritas. Term Islamophobia mulai sering digunakan sejak peristiwa 9/11 yang terjadi pada 11 September 2001 di Amerika Serikat. Islamophobia merupakan kebencian dan ketakutan berlebihan kepada Islam sehingga timbul kebencian kepada seluruh umat Muslim. Hal ini disebabkan karena munculnya persepsi bahwa Islam tidak mempunyai values yang sama dengan kebudayaan lain (khususnya kebudayaan barat), dan Islam bukanlah agama, melainkan violent politik ideologi.
Kasus Islamophobia yang terjadi baru-baru ini adalah rencana pembakaran Quran di Amerika serikat pada bulan September lalu. Untuk memperingati sembilan tahun peristiwa 9/11, Gereja Dove World Outreach Center, Florida merencanakan pembakaran Quran. Aksi ini dipimpin oleh pendeta Terry Jones. Menurutnya, cepat atau lambat kita harus melawan Islam, jika tidak Islam tidak akan pergi. Bahkan dalam website gereja nya tertulis bahwa “Islam is the Devil” Setelah melalui pro dan kontra, aksi ini pada akhirnya batal dilakukan. Walaupun ada desas-desus bahwa Pendeta Terry Jones dan umatnya tetap secara tertutup membakar sejumlah Quran.
Islamophobia juga terjadi di sejumlah negara di Eropa Barat, seperti Jerman dan Perancis. Pada Juli 2009, Marwa El-Sherbini ditikam sampai mati di dalam ruang pengadilan di Dresden, Jerman. Ia ditikam setelah memberi bukti mengenai pelaku yang secara rasis menyerangnya beberapa waktu sebelumnya hanya karena ia menggunakan jilbab. Masih banyak lagi Islamophobia yang terjadi, khususnya di negara-negara barat. Faktanya adalah Islamophobia lebih sering terjadi di kelompok sekuler, dibandingkan oleh kelompok Agama tertentu. Kasus Pendeta Terry Jones hanyalah segelintir dari sedikit kasus Islamophobia. Bahkan di Perancis, kebanyakan siswa muslim lebih memilih untuk bersekolah di sekolah Katolik. Hal ini disebabkan karena rasa toleransi siswa dan pengajar di sekolah Katolik lebih tinggi dibanding di sekolah umum yang lebih sekuler.
Saya sendiri menolak keberadaan Islamophobia. Pertama, saya tidak setuju dengan term yang digunakan, phobia di dalam Islamophobia tidak mengacu pada ketakutan secara psikologis. Phobia yang dimaksud di sini lebih mengacu pada kecemasan sosial terhadap Islam dan umat muslim. Kedua, Islamophobia merupakan hasil dari kesesatan berpikir yang disebut dengan argumentum ad hominem 2. Ketakutan pada sekelompok orang ini didasarkan pada keyakinan yang dianutnya bukan karena persoalan yang sesungguhnya. Ketiga, menurut saya Islamophobia hanya didasarkan pada ajaran Islam yang diterima secara mentah, tanpa mengindahkan keberadaan kaum Muslim yang moderat dan tidak bersalah. Semua kejahatan teroris yang melibatkan sejumlah kaum Muslim semata-mata dijadikan alasan untuk memerangi seluruh orang yang menganut agama Islam.
Saya sendiri walaupun bukan seorang muslim merasa dirugikan dengan adanya Islamophobia ini. Apabila Islamophobia ini terus berlanjut, maka tidak menutup kemungkinan dapat menimbulkan ketakutan berlebihan kepada negara Islam. Sebaliknya pada negara-negara di mana mayoritas warganya Islam, akan timbul kelompok-kelompok yang tidak bertanggung jawab dari pihak mayoritas yang menyerang kelompok minoritas. Kemungkinan yang lainnya adalah, akan muncul phobia-phobia (yang sebenarnya merupakan kecemasan sosial) lainnya , seperti Kristenphobia, Sekulerphobia, Amerikaphobia, dan lain-lain.
No comments:
Post a Comment